Text
Kajian deteksi degradasi hutan: dengan data MODIS dan landsat memahami skenario penerapan REDD
Dalam studi ini data multi temporal saelit Landsat resolusi spasial 30 meter periode tahun 2003, 2006 dan 2009 dan data MODIS tahun 2003 dan 2008 digunakan untuk deteksi degradasi hutan wilayah Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur. Deteksi level degradasi hutan menggunakan metode deteksi perubahan (change detection) dan analisa fragmentasi (fragmentation analisis). Kategori fragmentasi ditentukan berdasar pengelopokan atas dalam hutan dengan klas edge, perforated dan patch, sementara hutan alami dikelompokan atas salam hutan core pada buffer 250 sampai 500 acre. Selanjutnya dilakukan analisa faktor dasar (baseline factor) untuk memahami penerapan REDD sebagai respon terjadinya kecenderngan perubahan penurunnan luas hutan sebesar 23,5% (7.256.931 ha). Dari 23.5 tersebut, sekitar 70% (5.089.851.7ha) berupa perubahan penurunan pada hutan alami dan sekitar 30% (2.167.079.3ha) berupa penambahan hutan terkategori degradasi. Sebaliknya terjadi pula penambahan pada areal bukan hutan sekitar 30% (2.167.079.3ha). Sementara analisa dengan data Landsat menunjukkan hasil kebalikan, yaitu selama periode 2003-2009 terjadi kenaikan junlah hutan alami sebesar 3,5% (961.313ha). DAri jumlah 3,5% tersebut 7.8% (1.519.694 ha) berupa penambahan pada luasan hutan alami, dan berupa penurunan hutan sebeesar 3.7% (961.313ha) Adaptasi REDD pada masyarakat KalimanatnTiur tersebar pada kelompok hutan terdegradasi (pact, Perforrated dan Edge
B20132317215 | 621.3678 Suh K | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing | |
BK20230203004 | Buku.Karya 2023/487.02 SUH k | Perpustakaan BIG (Buku Karya) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain